Sejarah, Fisika Kuantum & HIkmah Yang Dapat Kita Ambil

Firdaus Agil Prasetyo - MR-9

Sabtu, 18 Februari 2023 08:00 WIB

Hari Ulang Tahun SHOLAT

Sejarah berserta hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra Mi'raj

Isra Mi’raj adalah hari dimana Nabi Muhammad SAW melakukan dua perjalanan dalam waktu satu malam. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang bersejarah bagi umat muslim di seluruh dunia. Karena pada kejadian ini lah Baginda Nabi mendapatkan perintah untuk menunaikan ibadah sholat 5 waktu.

Isra Mi’raj ini terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah Al Mukarromah, sebelum Yang Mulia Nabi hijrah ke Madinah. Ada beberapa pendapat para alim allamah tentang kapan peristiwa ini terjadi. Namun pendapat yang paling mashur adalah menurut  Al-Allamah Al-Manshurfuri, yaitu Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

Isra Mi’raj merupakan perjalanan suci Yang Mulia Nabi, dan ini merupakan titik balik kebangkitan dakwah Baginda Nabi Muhammad SAW. John Renerd dalam buku “ In the Footsteps of Muhammad : Understanding the Islamic Experience” seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa perjalanan ini adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam hidup Baginda Nabi, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh dunia spiritual.

Teori Relativitas Einstein dan Dilantasi Waktu

Jika mengacu pada teori fisika, tentu perjalanan ini sangat tidak masuk akal, kenapa begitu karena Rasullullah SAW menempuh perjalanan dari Masjidil Harram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestine) dalam waktu yang singkat. Ditambah perjalanan berikutnya yang sangat tidak masuk akal yaitu perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidrotul Muntaha untuk menemui Allah SWT.

Mungkin kalau Isra ( perjalanan dari Masjidil Harram ke Masjidil Aqsa ) dalam teknologi modern bisa di nalar dengan mengendarai pesawat super cepat misal pesawat jet tempur, sebut saja seperti pesawat North American X-15 yang bisa melaju dengan kecepatan 7000 km/jam. Tapi, bagaimana dengan Mi’raj ? yang kita tahu perjalanan pulang pergi baginda nabi dari Palestine ke Langit (Sidrotul Muntaha ) dan ke Makkah.

Disini penulis mulai kebingungan dan berusaha mencari jawaban dari kejadian di atas. Dari beberapa artikel yang penulis baca muncullah Teori Relativitas Einstein dan Kosmologi yang memahasan mengenai struktur ruang-waktu pada alam semesta. Kita tahu Baginda Nabi melakukan perjalanan ini dengan mengendarai mahluk yang bernama Burraq ( dalam bahasa arab berarti “kilat) dan Malaikat Jibril. Disini kita tahu bahwa kedua mahluk ini diciptakan dari cahaya. Dan kecepatan cahaya sendiri yaitu 300.000 Kilometer per detik. Mungkinkah ada manusia yang bisa bertahan ketika melaju pada kecepatan ini tanda pengaman ?

Dalam Teori Relativitas Einstein disebutkan “Ketika kita melaju mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan melambat “ efek ini disebut dengan Dilantasi Waktu. Ada suatu prediksi dari fisika yang cukup populer saat ini yaitu mengenai alam semesta punya dimensi ruang tambahan sehingga memungkinkan ada tiga dimensi ruang, ditambah lagi ada dimensi waktu.  “ Pada alam semesta dengan dimensi ruang lebih dari tiga ini, dimungkinkan adanya jalan-jalan pintas yang secara teori di prediksi keberadaannya oleh Teori Relativitas Einstein” ungkap Sekretaris Umum Dpp Rabithah Alawiyah.

Jalan pintas yang dimaksud ini disebut Einstein-Rosen Bridge atau Wormhole (lubang cacing) yang menghubungkan dua titik dalam ruang-waktu melalui dimensi tambahan tersebut. Dengan begitu, perjalanan antar galaxy misalnya, bisa ditempuh dalam waktu yang relatif singkat. Keberadaan jalan pintas ini selaras dengan Al-Quran. Dalam surah Al-Hijr ayat 14-15 disebutkan bahwa langit memiliki ‘pintu-pintu’. Di dalam Alquran surah An-Najm ayat 13-18 diterangkan juga, Nabi SAW melakukan perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha dan melihat tanda-tanda paling besar Allah SWT yang paling besar. Para Ilmuan dan Ulama menduga bahwa tanda paling besar ini adalah lubang hitam atau black-hole. Husin Dalam hal ini menuturkan jika Nabi SAW berada di dekat black-hole, maka waktu yang dirasakan beliau tentu berjalan lambat. Satu detik di dekat black-hole bisa jadi bertahun-tahun waktu bumi. Karena itu, ini tidak sesuai dengan kenyataan bahwa peristiwa Mi’raj berlangsung dalam waktu semalam.

Agus Mustofa di dalam bukunya yang berjudul “ Terpesona di Sidratul Muntaha “ menjawab dengan memberikan skenario rekontruksi dengan menggunakan Teori Annihilasi. Teori tersebut dikenal dalam fisika kuantum, teori ini menyatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materi. Sehingga apabila materi dipertemukan dengan anti materi maka kedua partikel tersebut akan hancur berubah menjadi seberkas sinar cahaya atau sinar gamma. Disini agar Nabi dapat mengikuti kecepatan malaikat dan burraq maka badan wadah rasulullah dirubah oleh Allah menjadi badan cahaya.

Dalam fisika kuantum ada suatu teori yang menyebutkan bahwa apabila seseorang melakukan perjalanan dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, makak secara teoritis manusia tersebut akan masuk pada dimensi ruang dan waktu yang lain. Sebab kecepatan Superluminal tersebut, batasan dimensi ruang dan waktu terlampaui atau bisa dikatakan dimensi ruang waktu saling melipat ( space time folding ) . Sehingga beliau akan melihat dimensi-dimensi waktu lampau bahkan mungkin waktu yang akan datang. Hal itulah yang menyebabkan Rasullullah dapat melihat penampakan atau kejadian kejadian di masa lampau atau masa yang akan datang ketika perjalanan isra mi’raj . Rasullullah melakukannya dengan kesadaran penuh, adanya relativitas waktu antara dunia manusia dengan malaikat menyebabkan Rasulullah merasakan sepenuhnya perjalanan tersebut.

Namun ada Hal unik yang terjadi pada peristiwa ini, kita tahu semua bahwa Allah SWT sebelumnya memerintahkan Nabi dan ummat muslim untuk mengerjakan sholat sehari 50 kali. Bisa dibayangkan betapa banyaknya. Tapi disini peran Nabi Musa sangat vital. Dimana ketika Nabi Muhammad mendapatkan perintah ini, Nabi langsung menyanggupi tapi ketika Nabi mau pulang ke Bumi bertemulah dengan Nabi Musa bahwa Nabi Musa mengatakan pada Nabi Muhammad bahwa ummatmu tidak akan kuat menjalani itu semua. Kemudian Nabi disuruh nego ke Allah sampailah 5 waktu. Disini kita tahu bahwa Tuhan kita yang maha agung, yaitu Allah SWT ternyata bisa di nego. Tentu ini merupakan kejadian unik yang pernah dialami Nabi

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diambil hikmah bahwa semuanya mungkin terjadi bila Allah SWT sudah berkehendak, dan dengan segala kebesarannya apapun bisa dilakukan Allah SWT bila Tuhan berkehendak. Dan dengan kejadian ini tentunya semakin menambah keimanan kita dan semakin taat melaksanakan ibadah khususnya ibadah Sholat 5 Waktu.

Penulis

Firdaus Agil Prasetyo

Bukan Al-Quran dan Hadist yang kurang lengkap, tapi otak dan kemampuan kita yang tidak bisa menjangkau apa yang terkandung didalamnya

Firdaus Agil Prasetyo Manajemen Rekayasa angkatan ke-9

    Leave A Comment