UISI- Pembaharuan kurikulum dalam beberapa tahun sekali memanglah sebuah keharusan bagi setiap perguruan tinggi sebagai pengembangan di dunia pendidikan. Dosen Manajemen Rekayasa telah menyampaikan adanya pengembangan kurikulum baru di program studi ini melalui sosialisasi secara daring (02/10).
Adapun landasan pengembangan kurikulum (2020 – 2024) tersebut mengacu pada penguatan kreativitas, adaptasi dinamika perkembangan tekonologi, adaptasi situasi sosial, isu bisnis korporasi, isu internasional, dan penguatan karakter kebangsaan. Uniknya, dalam kurikulum yang baru konsep kampus merdeka telah diberlakukan. Lantas bagaimanakah yang dimaksud dengan kurikulum kampus Merdeka?
“Jadi di kurukulum yang baru ini ada beberapa perubahan SKS mata kuliah dan munculnya konsep kurikulum kampus merdeka. Kampus merdeka itu konsepnya mahasiswa akan diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi selama 3 semester”, Ujar Qurrotin A’yunina Maulida Okta Arifianti, S.T., M.S. selaku Dosen Manajemen Rekayasa.
Dalam konsep kampus merdeka 3 semester tersebut, dibagi lagi menjadi dua. Untuk satu semester digunakan untuk mengambil mata kuliah di luar program studi. Sedangkan untuk 2 semester sisanya, digunakan untuk aktivitas pembelajarandi luar perguruan tinggi seperti kerja praktik, melakukan proyek pengabdian masyarakat, penelitian, kegiatan kewirausahaan, dan lain – lain. Namun, konsep kurikulum kampus merdeka di program studi S1 Manajemen Rekayasa bersifat sukarela bagi mahasiswa.
Sebelum melanjutkan pembelajaran dengan kurikulum baru, seluruh mahasiswa Manajemen Rekayasa wajib untuk melakukan proses ekuivalensi. “Proses Ekuivalensi itu proses memandankan mata kuliah yang ada di kurikulum lama ke kurikulum baru. Jadi sebelum melakukan FRS dengan dosen wali, kalian harus melakukan proses ekuivalensi terlebih dahulu”, Ujar Anindita Adikaputri Vinaya, S.T., M.T.
Dalam kurikulum baru ini, jumlah total SKS sebagai syarat kelulusan adalah 144 SKS. Beberapa mata kuliah wajib yang baru yakni Bahasa Inggris 2, Ergonomi dan RFM (Rekayasa Faktor Manusia), dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Adanya perubahan kurikulum ini diharapkan mampu mengembangkan potensi mahasiswa manajemen rekayasa di era kompetisi global.
By : Tiffani Febiola