Gresik – Departemen Manajemen Rekayasa kemarin (7/6) mengadakan ujian praktik pembebanan konstruksi jembatan pada mata kuliah Mekanika Teknik.
Rancangan jembatan berbahan kayu balsa diberikan beban untuk mengetahui seberapa besar kemampuan beban yang dikenainya.
Hal ini menjadi tolok ukur pemahaman mahasiswa yang sebelumnya belajar di dalam kelas secara teori yang kemudian dapat diaplikasikan dalam miniatur nyata.
Fasilitas pada Laboratorium Fisika UISI yang cukup lengkap menjadi pendukung bagi setiap mata kuliah di Departemen Manajemen Rekayasa untuk membuat maupun menguji eksperimen yang telah dirancang.
Salah satunya adalah uji kuat tekan pada jembatan kayu balsa yang telah dirancang oleh mahasiswa.
Pembebanan diberikan secara perlahan-lahan, hingga jembatan tersebut hancur.
Sehingga dapat dibandingkan perhitungan beban maksimum yang mampu diterima jembatan dan efisiensi bebannya melalui realita praktik ini.
“Dari sini bisa dinilai dan diperkirakan jembatan yang dibuat itu mampu menanggung berapa kilogram, untuk mengetahuinya harus menghitung gaya dan reaksinya kemudian diobservasikan ke dalam pembuatannya”, ujar Shanti Kartika Sari S.T., M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika Teknik.
Terdapat 55 mahasiswa yang terbagi menjadi 17 kelompok yang masing-masing membuat 1 jembatan.
17 jembatan diberi beban secara bergantian hingga mencapai kekuatan maksimum dari pembebanan.
Jembatan dengan massa 21.3 gram oleh kelompok Isnanina Elsa mampu menahan hingga 20 Kilogram.
“Lebih melihat pada realita jembatan yang didesain di Indonesia aja, sehingga memudahkan perhitungan serta pembuatan jembatan kayu balsa ini”, ujar Elsa selaku salah satu mahasiswa Manajemen Rekayasa yang mengambil mata kuliah Mekanika Teknik.