UISI- sampah menjadi hal yang paling dekat dengan aktivitas manusia. Dalam istilahnya, ia merupakan barang yang tidak terpakai dan tidak memiliki nilai guna. Disisi lain, sampah dapat memiliki nilai tambah jika diolah dengan baik. Swedia dikenal sebagai negara dengan sistem pengolahan sampah yang baik yang mampu mengolah 99% sampah menjadi produk daur ulang.
Departemen Manajemen Rekayasa Universitas Internasional Semen Indonesia (MR UISI) mengajak dosen UISI yang kini tengah menjadi mahasiswa S3 Program doktoral Chalmers University of Technology. Selain menjadi mahasiswa Victor Purnomo, S.T., M.T., M.Sc. juga seorang peneliti dibidang pengolahan sampah dan biomassa di Eropa.
“Mungkin ini sedikit aneh, orang-orang Swedia ini sama sampah itu erat sekali, sampai sampah itu diimpor untuk diolah”, katanya saat menyampaikan materi.
Dengan dukungan teknologi yang berkembang pesat, sampah yang diolah dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas 100 MW dalam satu ruang kontrol. Listrik tersebut kemudian disalurkan ke permukiman untuk membantu penggunaan energi terbarukan dari pengolahan sampah.Selain itu, beliau juga menjelaskan kebiasaan dan budaya masyarakat yang erat dan disiplin. Menjadi hal yang menarik, masyarakat Swedia sangat dibiasakan dengan budaya literasi sejak usia dini.
“Disini (Swedia) namanya tempat sampah itu jarang banget, jadi kalau jalan-jalan, sampah itu disimpan dulu sampai menemukan sampah dan itu (tempat sampah) juga udah kelompokan berdasarkan kategorikan,” ungkapnya
“Sejak kecil, anak-anak sudah dibiasakan dengan membaca. Jadi budaya literasi ini saya rasa sangat perlu kita contoh” imbuhnya.