Kolaborasi UISI dan Pemerintah Kabupaten Gresik Untuk Strategi Optimalisasi Pengelolaan Sampah TPS3R Daerah

GRESIK – menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang semakin kompleks, pemerintah Kabupaten Gresik mengambil langkah strategis dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD), untuk merumuskan solusi konkret. Bertempat di Kantor Pemerintahan Kabupaten Gresik Ruang Pradipta pada Jumat (11/7/2025), acara ini mempertemukan tiga pilar utama: Pemerintah (Kab. Gresik), Akademisi (Universitas Internasional Semen Indonesia), dan para pelaku langsung di lapangan untuk menyusun strategi optimalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).
Forum ini terselenggara atas inisiasi Bappeda Kabupaten Gresik, dan melibatkan partisipasi aktif dari Akademisi Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) sebagai mitra akademis dan perwakilan dari berbagai pengelola TPS3R dan bank sampah yang tersebar di seluruh wilayah Gresik. Tim UISI terdiri dari 3 orang dosen Manajemen Rekayasa (Niswatun Faria, Andhika Eko Prasetyo, Anindita Adikaputri Vinaya) dan 1 dosen TIP (Wahyu Kamal Setiawan).
Apa Itu TPS3R dan Seberapa Penting TPS3R?
TPS3R merupakan sebuah sistem pengelolaan dan pengolahan sampah berlandaskan prinsip Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (daur ulang). Berbeda dengan Tempat Pembuangan Akhir atau yang sering kita sebut TPA, TPS3R menjadi krusial. Dengan volume sampah yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan industri, TPA sebagai tempat utama pembuangan akhir memiliki beban yang semakin berat dan umur teknis yang terbatas.
“Optimalisasi TPS3R bukan lagi pilihan, namun keharusan”, ujar Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah, (Bappeda Gresik) dalam sambutannya, “Ini adalah garda terdepan kita dalam menekan laju sampah ke TPA, untuk menjaga kelestarian lingkungan dan bahkan membuka potensi ekonomi sirkular bagi masyarakat.”

Focus Group Discussion (FGD) kali ini difokuskan untuk memetakan tantangan-tantangan paling mendesak yang selama ini menghambat kinerja TPS3R dan upaya untuk meningkatkan kinerja TPS3R. Berikut adalah beberapa masalah utama yang sering dihadapi para TPS3R daerah:
Tantangan paling mendasar adalah kurangnya pemahaman warga tentang pentingnya memilah dan mengelola sampah dari rumah. “Kami sudah sediakan karung pilah, tapi seringkali kembalinya tetap tercampur. Kesadaran dari tingkat rumah tangga masih menjadi PR besar bagi kami,” keluh seorang pengelola TPS3R.
Banyak masyarakat enggan berpartisipasi karena menganggap pengelolaan sampah tidak menguntungkan dan hanya membuang waktu. Selain itu masyarakat mengantungkan
APBDes.
Masalah klasik yang terus berulang adalah fasilitas yang kurang memadai. Banyak TPS3R yang beroperasi dengan mobil bak dengan tutup terbuka (rusak).
Meskipun beberapa TPS3R mampu menjual produk daur ulang, hasilnya seringkali tidak cukup untuk menutupi biaya operasional bulanan seperti upah pekerja, listrik, dll. Ketergantungan pada subsidi pemerintah masih tinggi, sehingga kemandirian finansial menjadi tantangan berat.
Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di Kantor Pemkab Gresik Ruangan Pradipta pada Jumat, 11 Juli 2025, ini menjadi bukti nyata komitmen bersama. Pemerintah Kabupaten Gresik berperan sebagai fasilitator dan regulator. Universitas Internasional Semen Indonesia ikut berperan aktif dalam keahliannya dalam riset, teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Sementara itu pengelola TPS3R memberikan masukan dan permasalahan dari pengalaman di lapangan, untuk memastikan strategi yang dirumuskan oleh para akademisi mampu menjawab tantangan dalam pengelolaan TPS3R.
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan pengelolaan sampah di Kabupaten Gresik dapat bertransformasi menjadi lebih modern, efektif, dan berkelanjutan, menuju Gresik yang lebih bersih dan berdaya.
Diliput Oleh: Rafa’il